PENILAIAN KINERJA PENYIDIK DALAM UPAYA MENDUKUNG TERWUJUDNYA APARAT POLRI YANG PROFESIONAL
A. Latar Belakang
Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan faktor penting dalam suatu
organisasi yang eksistensinya tidak dapat diabaikan guna menentukan
keberhasilan organisasi dalam meraih tujuan. Tanpa SDM (yang
berkualitas) organisasi bergerak tanpa arah tujuan yang jelas. Oleh
karena itu, dalam sebuah organisasi modern, peningkatan kualitas SDM
selalu menjadi prioritas utama untuk dikembangkan.
Pentingnya kualitas SDM untuk ditingkatkan, tidak lepas dari
permasalahan yang sering dihadapi oleh negara-negara berkembang,
sebagaimana dikemukakan oleh Soemitro (2002:75) bahwa kondisi kualitas
sumber daya manusia merupakan kelemahan mendasar bagi negara-negara
berkembang termasuk Indonesia. Sebagaimana diketahui, di Indonesia,
khususnya di lingkungan birokrasi, yang mana
iklim kerja masih
dipengaruhi perilaku Kolusi, Korupsi, dan Nepotisme (KKN), kualitas
individu (sumber daya manusia) sering tidak menjadi ukuran dalam
menempatkan seseorang pada suatu kedudukan (jabatan) tertentu.
Penempatan (placement) lebih banyak dipengaruhi oleh faktor
kedekatan dengan pimpinan atau faktor-faktor lain di luar ukuran-ukuran
profesional, seperti pengetahuan, keterampilan, pengalaman kerja, dan
sebagainya. Tidak berlebihan apabila daya saing SDM birokrasi Indonesia
sangat jauh tertinggal dibandingkan dengan di Negara-negara lain,
seperti Singapura, Malaysia. Oleh karena itu yang penting dilakukan guna
meningkatkan SDM di lingkungan birokrasi adalah bagaimana mengelola
atau me-manage agar sumber daya manusia yang ada memiliki
kemampuan profesional dalam melaksanakan setiap tugas dan tanggung
jawabnya, yang mana menurut Suyata (2000), profesional adalah
keterampilan serta loyalitas dalam menerapkan nilai-nilai kebenaran baik
prosedural maupun substansial berdasarkan peraturan perundang-undangan
ataupun kepatutan.
Berbicara tentang mengelola SDM atau dalam bahasa ilmiah disebut
manajemen sumber daya manusia, pada dasarnya kita akan berbicara tentang
bagaimana meningkatkan peran serta dan sumbangan SDM dalam suatu
organisasi agar optimal dalam proses transformasi barang dan jasa baik
disektor privat maupun di sektor publik (Situmorang, 2002 : 27), karena
itu manajemen SDM bukanlah pekerjaan yang mudah karena melibatkan
investasi yang cukup besar dan umumnya berjangka panjang.
Sama halnya dengan manajemen di sektor privat, manajemen di sektor
publik pun (pemerintahan) bertujuan agar SDM mampu memberikan sumbangan
yang optimal dalam memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Agar
dapat menghasilkan kualitas SDM yang profesional sehingga mampu
melaksanakan tugas pelayanan dengan baik, ada 4 (empat) proses yang
mempengaruhinya yaitu seleksi, pendidikan dan pelatihan, evaluasi dan
penggajian. Keempat proses ini memiliki korelasi yang sangat erat satu
sama lain.
Di antara empat proses di atas, saya berpendapat bahwa evaluasi
memiliki peran sentral guna mendukung terwujudnya kualitas SDM, melalui
evaluasi kemampuan seseorang dalam melaksanakan tugas akan mudah diukur,
sehingga dapat dijadikan dasar bagi institusi untuk menentukan
kearahmana SDM tersebut akan dikembangkan guna memberikan kontribusi
bagi institusi.
Bagi lembaga privat, proses evaluasi tampaknya bukan hal yang asing
lagi. Hampir setiap karyawan khususnya pada tingkatan staf dan pimpinan
harus melalui proses evaluasi untuk menentukan keberlanjutan kariernya,
sekalipun pola evaluasi yang digunakan berbeda antara staf dan pimpinan.
Sebaliknya, di lembaga publik (pemerintah) proses evaluasi terkesan
hanya diterapkan secara terbatas yaitu pada saat seseorang akan
dipromosikan untuk posisi (jabatan) puncak. Proses ini lajim disebut
dengan istilah fit and proper test. Padahal, tujuan dari
evaluasi adalah untuk meningkatkan kapasitas karyawan (aparatur) agar
mampu bekerja optimal dalam memberikan pelayanan terbaik kepada
masyarakat dan hal ini sejatinya bukan hanya monopoli pimpinan tetapi
juga bawahan.
Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) sebagai salah satu
bagian dari pemerintahan, nampaknya menerapkan pola yang sama seperti
lembaga pemerintahan lain dalam melakukan proses evaluasi, yang mana
evaluasi dilakukan hanya pada saat seseorang dicalonkan untuk menduduki
posisi pimpinan kesatuan atau evaluasi untuk menentukan kelayakan
mengikuti pendidikan tertentu (SELAPA, SESPIM, SESPATI, atau pendidikan
dan pelatihan khusus di dalam maupun di luar negeri). Evaluasi yang
secara khusus dilakukan untuk mengukur kemampuan (kinerja) anggota Polri
dalam melaksanakan tugas pokoknya sebagai pelindung, pengayom, dan
pelayan masyarakat tampaknya jarang dilakukan. Misalnya, evaluasi atau
penilaian terhadap kinerja penyidik. Padahal polisi adalah sebuah
profesi, seperti halnya dokter, pengacara, dosen, dan apoteker, yang
mana kinerja anggotanya harus selalu dievaluasi secara periodik sehingga
dapat bekerja secara profesional.
Pentingnya anggota polisi, khususnya yang berkedudukan sebagai
penyidik, untuk dievaluasi kinerjanya secara periodik tentu bukan tanpa
alasan, namun beranjak dari masih banyak ditemukan penyidik Polri yang
belum mampu melaksanakan tugasnya secara profesional dan proporsional,
khususnya ketika memberikan pelayanan kepada masyarakat pencari
keadilan. Akibatnya, muncul beragam keluhan dari masyarakat terkait
performa penyidik, seperti lambat dalam merespon laporan/aduan
masyarakat, diskriminatif, arogan, berorientasi materi, salah dalam
menerapkan pasal, melakukan tindakan kepolisian tanpa melalui prosedur
yang benar, dan sebagainya.
Kondisi aparat penyidik Polri sebagaimana diuraikan di atas seakan
menegaskan apa yang menjadi keprihatinan pimpinan Polri dalam upaya
mewujudkan anggota Polri dengan paradigma baru, sebagaimana dinyatakan
dalam Rencana Strategis Kepolisian Negara Republik Indonesia (Renstra
Polri) 2010-2014 pada bagian Analisa Perkembangan Lingkungan Strategis
angka 4) Kelemahan (weaknesses) huruf f) yang dengan tegas
menyebutkan: Masih rendahnya keterampilan dan kemampuan personil Polri
di lapangan, terutama dari segi penguasaan ketentuan dan
perundang-undangan dalam menghadapi kualitas dan kuantitas kejahatan
yang semakin canggih, serta masih tingginya proses birokrasi yang tidak
efisien dalam penyelesaian perkara.
Beranjak dari pentingnya setiap anggota Polri, khususnya yang
berkedudukan sebagai penyidik, untuk dapat melakukan tugas dan tanggung
jawabnya secara profesional, maka perlu ditetapkan sistem penilaian
kinerja penyidik, sebagai pedoman untuk menilai kemampuan penyidik dalam
melaksanakan tugasnya sebagai aparat penegak hukum.
B. Konsepsi tentang Evaluasi Kinerja
Perkembangan masyarakat yang semakin dinamis, khususnya
ditengah-tengah bergulirnya era globalisasi, menyebabkan terjadinya
beragam perubahan besar dalam upaya memenuhi kebutuhan hidup manusia, di
antaranya semakin deras tuntutan masyarakat untuk memperoleh pelayanan
yang memuaskan (prima). Hal ini terjadi tidak hanya dalam lingkup
lembaga privat tetapi juga lembaga publik yang selama ini dibuai dengan
beragam keistimewaan dan cenderung monopolistik. Oleh karena itu, dalam
beberapa dekade terakhir ini, banyak investasi yang harus dikeluarkan
oleh perusahaan/organisasi untuk menemukan strategi yang tepat guna
meraih kepuasan masyarakat.
Apabila kepuasan masyarakat telah diperoleh, bagi
organisasi/perusahaan swasta berarti perusahaan akan memperoleh
peningkatan jumlah pelanggan sehingga keuntungan secara finansial dengan
sendirinya akan diperoleh pula, sedangkan bagi organisasi publik
(lembaga pemerintah) yang berorientasi pada pelayanan masyarakat, muara
dari diperolehnya kepuasan masyarakat adalah meningkatnya citra
organisasi sekaligus meningkat pula kepercayaan masyarakat (public trust),
sehingga salah satu strategi yang ditempuh untuk mewujudkan kepuasan
masyarakat adalah menempatkan personil (karyawan) yang memiliki
kemampuan memadai (profesional) pada tempat sesuai dengan keahliannya
dan untuk menempatkan karyawan (personil) sesuai dengan keahliannya,
salah satunya dengan melakukan evaluasi atau penilaian kinerja karyawan
(personil)
1 komentar:
Terima kasih banyak artikelnya, smoga bloknya terus eksis dan berguna bagi orang banyak.
Posting Komentar