Pages

Rabu, 13 Februari 2013

Dewan Perwakilan Parpol berkantor di Senayan




Oleh: Gilang Ramadhan Asar (Mahasiswa FHUA)

Mendengar kata Senayan sekilas membuat kita teringat pada para wakil rakyat yang dipilih melalui pemilihan umum (pemilu) yang memiliki masa jabatan lima tahun per periode atau bisa saja diganti atau dipersingkat apabila sang anggota dewan di Recall oleh partai politik yang mengusung sang anggota dewan tersebut. Mekanisme Recall membuat sang calon padan akhirnya lebih loyal kepada partai politik yang mengusungnya. Hal ini membuat kata representative yang sebenarnya digunakan sebagai alat perpanjangan tangan rakyat menjadi salah arti. Representative sebenarnya digunakan untuk mewakili aspirasi rakyat menjadi sirna karena sang anggota memahami bahwasanya kata representative tersebut lebih kepada mewakili kepentingan partai politik jikalau tidak mau menjadi korban recall partai politik.

Senayan merupakan tempat yang sangat indah apalagi program renovasi toilet yang telah di anggarkan oleh secretariat jenderal DPR RI mencapai angka fantastis (2 miliar). Angka ini terasa wajar bagi para anggota dewan, tapi angka ini menjadi bombastis dan miris bagi rakyat miskin. Puluhan toilet yang ada di senayan tentulah tidak semuanya yang menjadi rusak, ada beberapa toilet yang masih sangat layak pakai, tetapi anggaran 2 miliar tersebut diperuntukan bagi perbaikan semua toilet. Beda toilet beda tingkat kerusakan tetapi dipukul rata untuk memperbaiki seluruh toilet tersebut, bayangkan jika angka 2 miliar diperuntukan untuk kesejahteraan rakyat atau mengurangi hutang luar negeri kita atu mungkin bisa diperuntukan guna memberikan penghargaan bagi asset bangsa yang berprestasi. Seperti kata pepatah rambut boleh sama hitam, tetapi pola pikirnya berbeda tampaknya hal ini memang berlaku bagi para anggota dewan yang tercinta. Beda pola fikir sehingga menyengsarakan bangsa.
Anggota dewan yang terhormat tampaknya harus memahami makna representative dengan lebih seksama lagi, sehingga kata representative bisa kembali ke marwahnya sebagai lembaga yang mewakili suara dan juga lembaga yang diharapkan dapat memperjuangkanj hak-hak konstitusi warga Negara melalui setiap Undang-undang yang dihasilkan. Senayan bukan lagi tempat bagi para wakil rakyat melainkan tempat para wakil partai politik sehoingga kepentingan yang terakomodir merupakan kepentingan partai politik sehingga setiap produk yang dihasilkan semuanya berbau politik. Harta dan wanita merupakan dua hal yang menghancurkan para pemimpin khusunya pemimpin laki-laki, tetapi Indonesia tidak dihancurkan oleh harta dan wanita melainkan dihancurkan oleh politik kepentingan elit partai politik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar